Dahulu, manusia lebih tabah dan lebih percaya

Ketika mendapat pertanyaan tentang bagaimana jika hidup tanpa handphone dan internet, beberapa orang jaman sekarang mengatakan tentang adanya kesulitan, kerumitan, semuanya lambat dan ada juga yang mengatakan mustahil. Namun ada juga yang merasa tertantang untuk merasakannya.

Ketika membuat janjian, ini yang dilakukan orang jaman dulu

Dulu, sebelum jamannya telepon seluler, tak ada alasan untuk menunda-nunda bagi seseorang ketika ingin menghadiri pertemuan. Katakanlah ketika membuat janji bertemu dengan kekasih di sebuah Mall, Bioskop atau di tempat lainnya. Yang menjadi tolak ukur waktu itu adalah perkataan sang kekasih "Sayang, kita ketemuan di Pasar Bazzar ya, jam 4 sore, aku nunggu atau tunggu aku di parkiran, jangan lupa ya, kalo jam 4 belum juga ada, maka aku akan pulang lagi".

Pada saat menunggu itulah, kita tak bisa menghubungi sang kekasih, sudah dimanakah dia? apakah sudah berangkat atau belum? apakah dia tersesat? atau dia sudah ada disekitar namun tidak ketemu karena terlalu banyak orang?, Merekapun saling mencari hingga akhirnya bertemu dengan penuh kebahagiaan. Seperti itulah dulu, ada ketabahan dan kepercayaan tingkat tinggi diantara mereka.

Jikapun salah satunya tidak bisa datang, mereka tabah untuk mendapat penjelasan tentang ketidakhadirannya. Jika dia lelaki, secara jantan akan datang kerumah kekasihnya dan memberikan penjelasan.

Pengaruh Teknologi Komunikasi terhadap kepercayaan manusia

Pengaruh Teknologi Komunikasi terhadap kepercayaan manusia

Kita lihat jaman sekarang dimana mereka sudah menggunakan Smartphone, sms, internet dan aplikasi chat :
  1. Sayang, aku lagi jalan nih, sampai ketemu ya. (padahal mandi aja belum)
  2. Oke, Say, aku juga sudah jalan nih (padahal lagi tiduran)
Disini terkesan keduanya enggan untuk jadi orang pertama yang tiba ditempat, jika jadi orang pertama artinya dia harus menunggu, dan kita tahu, menunggu itu membosankan. Merekapun masing-masing memperkirakan lamanya waktu untuk datang ketempat yang dijanjikan.

"Tar aja deh, kalo dia udah nyampe baru aku berangkat, toh jarak dari sini cuma 5-10 menit, ga bakalan marah lah kalo cuma nunggu beberapa menit"

Lantas diapun mengirim pesan seolah sudah sampai ditujuan, memastikan apakah kekasihnya sudah datang atau belum.
  • "Sayang, aku sudah diparkiran, kamu dimana?" (padahal masih berdandan).
  • "Oke say, bentar lagi aku datang, ini ada pengemudi yang salah berbalik arah, jadi aga crowd disini." (padahal baru nyalain sepeda motor)
  • "Oke, kalo udah nyampe langsung aja keparkiran ya, aku nunggu disini" (sambil rebahan di tempat tidur)
 Begitulah... begitulah.... ada krisis kepercayaan diantara mereka.

Salah satunya sudah tiba ditempat yang dijanjikan karena dia pikir kekasihnya sudah menunggu di parkiran, lantas diapun menuju parkiran tersebut, melihat sekeliling kemudian membuka HP nya dan menulis :
  • "Say, aku sudah diparkiran, kamu sebelah mana?" (sedikit aga enek)
  • "Oh, barusan aku keluar parkiran dulu, kupikir kamu terjebak macet" (sambil mengepalkan tangan dia berkata "yes", dia udah nyampe, berangkaaattttt....)
  • "Begitu ya, ya, tadi macet sebentar. sekarang kamu dimana?" (kezeeellll)
Sesuai perkiraan, 5-10 menit kemudian merekapun bertemu, namun ada yang happy ada juga yang agak sewot.

Ketika manusia tanpa seluler dan internet

Seperti yang dikatakan diatas, ada yang mengatakan bahwa akan sulit dan lambat jika manusia tanpa alat komunikasi dan internet. Benar... memang tidak secepat manusia jaman sekarang, namun umumnya manusia jaman dulu memiliki ingatan yang hebat.

Bayangkan saja ketika ingin mengetahui terjemahan bahasa, membuka kamus tebal, menemukan huruf awal, huruf kedua, huruf ketiga hingga akhirnya menemukan suku kata yang dimaksud. jaman sekarang, tingal ketik suku kata, lalu tekan enter... beres.

Kenapa manusia jaman dulu dikatakan memiliki ingatan hebat? ya.. karena mereka harus menghafal dan mengingat, bahkan memiliki rumus tersendiri agar waktu yang digunakan bisa lebih efisien. Ketika mendapat ilmu, mereka berusaha menghafal sebaik mungkin. Beda halnya dengan sekarang, pengetahuan kecilpun disimpan dalam sebuah dokumen softcopy.

Sebenarnya masih banyak yang bisa diceritakan mengenai pengaruh Teknologi Komunikasi dan Internet terhadap kehidupan manusia, sangat banyak.

Kesimpulan : Teknologi Komunikasi dan Internet menjadikan pelaku lebih mudah untuk berkata bohong, memberi informasi bohong dan memanipulasi, namun ini juga akan mempermudah seseorang untuk mengetahui kenyataan sebenarnya dari cerita serta informasi bohong dan memanipulasi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan meski itu mengkritisi.